Kejadian Yamaha Jupiter MX bunyi klotok klotok di belakang ini sudah lama sekali saya alami, namun untuk mengetahui penyebabnya, memerlukan waktu yang sangat lama, dan selama itu juga hanya kira-kira saja, kemungkinan part ini part itu yang bermasalah.
Untuk menemukan penyebabnya memang relatif susah karena disaat kita ingin mendengar dengan seksama, eh ... tidak keluar bunyi yang dinanti.
Terkadang bunyi dan terkadang tidak.
Kebetulan motor MX saya ini bisa dibilang motor single seater, meski seaternya juga bisa buat boncengan, namun jarang sekali boncengan. Lebih sering single naikinnya.
Hanya sesekali saja boncengan, pernah waktu itu berboncengan bertiga, total penumpang 4 orang termasuk saya, dengan 2 anak kecil umur 8 dan 5 tahun.
Selama dalam perjalanan, sesekali terdengan bunyi klotak klotak di bagian belakang, kira-kira antara shockbreaker belakang sampai as roda belakang.
Selama perjalanan, saya terus menganalisa, kapan suara itu muncul, sampai akhirnya saya menyimpulkan kalau bunyi itu muncul jika posisi angkatan gigi 1 namun bukan ketika dari posisi berhenti terus berjalan.
Saat posisi berhenti kemudian masuk gigi 1 dan berjalan, aman-aman saja, tidak ada suara-suara yang aneh.
Dalam kondisi macet namun tidak berhenti, dan sampai ke gigi 1, akan terdengan bunyi kletek kletek lagi di bagian belakang. Suara tersebut semakin jelas manakala kita melewati polisi tidur dengan pelan, artinya rem diinjak, lewat polisi tidur posisi gigi satu dan ditarik gas, disitu semakin jelas suaranya.
Awalnya saya mengira shockbreaker yang sudah mati karena tapi saya tanyakan ke bengkel untuk dicek, katanya masih bagus. Pengecekan dilakukan dengan posisi motor standard dua, kemudian swing arm digoyang-goyang ke atas ke bawah, jika shock sudah mati katanya akan terlihat dan terasa oblak, kalau ini masih keras, dalam artian masih berat untuk digoyang ke atas ke bawah.
Ya sudah karena bukan karena sok breker penyebabnya akhirnya motor tetap saya pakai harian dengan kondisi masih bunyi klotok klotok.
Beberapa bulan kemudian saya menemukan bengkel motor baru rekomendasi dari saudara, dan beberapa kali ke bengkel tersebut, saya mulai merasa cocok.
Disamping harganya yang tidak mahal, pengerjaannya juga rapi dan telaten, mungkin karena dia tahu kalau masih saudara dengan temennya yang merekomendasikan bengkelnya, dan ternyata pemilik bengkelnya masih tetangga kampung.
Karena merasa sudah cocok, iseng-iseng saya sampaikan keluhan saya tentang bunyi klotak klotak di belakang motor MX saya dan kemudian langsung dia menganalisa komponen di sekitaran as roda belakang, digoyang goyang kemudian dilepas.
Vonis yang diberikan bengkel adalah bearing roda belakang sudah pecah dan harus diganti. OK lah, akhirnya laher as roda belakang diganti karena pecah. Setelah selesai, saya pulang, dan hari-hari berikutnya saya pakai MX saya untuk pulang pergi kerja.
Lupa tepatnya berapa hari setelah ke bengkel itu, bunyi-bunyian klotak klotek di belakang kembali muncul.
Persis seperti analisa saya sebelumnya, setelah melewati polisi tidur, atau jalan berlubang dan kondisi angkatan dengan gigi 1, muncul lagi suara suara sumbang itu.
Langsung saya kontak bengkelnya, dan disarankan untuk balik lagi, namun saya tidak langsung ke bengkel, maklum orang sok sibuk, jadi saya menunggu hingga beberapa bulan, sampai ada waktu senggang untuk ke sana.
Setelah ke bengkel, langsung dieksekusi, diganti lagi bearing roda yang letaknya ada di dalam lubang velg. Kali ini dengan ditambah seng tipis bekas kaleng minuman yang digunting dan dilingkarkan di lubang velg.
Setelah rapi, saya langsung pulang, namun belum sampai di rumah, ketika melewati beberapa polisi tidur di komplek perumahan, suara klotak klotak kembali muncul. Weladalah, ini baru diganti kok udah langsung bunyi saja. Setelah WA ke bengkelnya, ngobrol sana sini, akhirnya disepakati buat eksperimen pakai velg MX saya yang lama, yang selama ini saya simpan di gudang karena di vonis oleh bengkel yang lain sudah oblak lubang lahernya.
Dan sudah tidak bisa diperbaiki karena sudah di press permanen kata bengkel saya yang lama. Namun bengkel saya yang baru meyakinkan bahwa tidak mungkin laher velg dipress permanen.
Iseng-iseng dari pada nganggur di rumah, saya bawa velg MX saya yang lama ke bengkel temen saya tersebut, dan karena saya juga tidak terlalu yakin, saya bilang saja, coba akalin sesempatnya saja, nanti kalau sudah kabarin ya.
Setelah beberapa bulan, saya ke bengkelnya untuk service rutin, dan ternyata velg sudah jadi, malah 2 hari sejak saya tinggal sudah jadi namun dia lupa ngabarin. Akhirnya dilakukanlah proses operasi kanibal, velg yang sekarang terpasang dilepas dan ditukar dengan velg lama yang sudah dibenerin.
Khusus untuk ban, saya minta dipindah karena ban yang nempel di velg lama merk IRC sedang ban yang nempel di velg saya sekarang Pirelli.
Operasi kanibal selesai dan setelah di test muter-muter sama dia, saya dipersilakan test juga. Memang terasa beda sih, sebelumnya velg saya yang lama itu seperti tidak center, terasa sekali ketika habis ganti kampas rem belakang, dalam kondisi normal, rem tidak diinjak, pedal rem itu naik turun sendiri bahkan sering menyentuh telapak kaki saya.
Namun kali ini, setelah diservice velgnya, tidak terasa lagi hal itu, padahal kampas rem juga baru diganti. Hmmm... semoga ini solusinya.
Singkat cerita, saya pakai velg lama yang diservice dan velg yang baru saya tinggal untuk diservice, iseng-iseng buat cadangan nanti kalau velg yang lama rusak, tinggal tukar.
Service dilakukan dengan menambah selongsong besi atau apalah, tapi sejenis logam gitu terus dipress. Ongkosnya Rp 60.000 per lubang, jadi 1 velg kena Rp 120.000,- untuk lubang kiri dan kanan.
Karena temen, dia tidak ambil untung dari ngepress laher tadi.
Hari demi hari terus berlalu, cie kayak novel aja kata-katanya. Ya pokoknya itu lah, sejak dilakukan penggantian velg lama sampai sekarang sudah hampir satu tahun, Alhamdulillah aman, hilang sudah suara klotok klotok di belakang. Hmmm... lega rasanya, padahal velg saya itu sudah saya obral jual murah di OLX dan Tokopedia, namun tidak ada yang mau beli.
Memang saya mengatakan apa adanya bahwa kondisi velg sudah dipress permanen dan tidak bisa diganti lahernya, itu saya sampaikan karena bengkel saya yang lama bilangnya begitu. Jadi pembeli yang awam seperti saya, bingung dan pasti ragu untuk beli.
Ternyata si bengkel saya yang lama saja yang malas, mungkin karena makan waktu lama, ribet dan nilai uangnya tidak ada untuk mbenerin velg itu jadi langsung aja dia bilang velg sudah dipress premanen di lahernya dan sudah tidak bisa dibenerin lagi.
Untung juga nemu bengkel baru yang enak, masih tetangga lagi otomatis masih temen. Akhirnya bisa punya velg racing original jupiter MX 2 biji, eh... BTW ada yang mau nawar velg saya ngga nih?
Kalau ada komen atau inbox saja ya
Untuk menemukan penyebabnya memang relatif susah karena disaat kita ingin mendengar dengan seksama, eh ... tidak keluar bunyi yang dinanti.
Terkadang bunyi dan terkadang tidak.
Kebetulan motor MX saya ini bisa dibilang motor single seater, meski seaternya juga bisa buat boncengan, namun jarang sekali boncengan. Lebih sering single naikinnya.
Hanya sesekali saja boncengan, pernah waktu itu berboncengan bertiga, total penumpang 4 orang termasuk saya, dengan 2 anak kecil umur 8 dan 5 tahun.
Selama dalam perjalanan, sesekali terdengan bunyi klotak klotak di bagian belakang, kira-kira antara shockbreaker belakang sampai as roda belakang.
Selama perjalanan, saya terus menganalisa, kapan suara itu muncul, sampai akhirnya saya menyimpulkan kalau bunyi itu muncul jika posisi angkatan gigi 1 namun bukan ketika dari posisi berhenti terus berjalan.
Saat posisi berhenti kemudian masuk gigi 1 dan berjalan, aman-aman saja, tidak ada suara-suara yang aneh.
Dalam kondisi macet namun tidak berhenti, dan sampai ke gigi 1, akan terdengan bunyi kletek kletek lagi di bagian belakang. Suara tersebut semakin jelas manakala kita melewati polisi tidur dengan pelan, artinya rem diinjak, lewat polisi tidur posisi gigi satu dan ditarik gas, disitu semakin jelas suaranya.
Baca juga:
Motor Jupiter MX susah distarter
Awalnya saya mengira shockbreaker yang sudah mati karena tapi saya tanyakan ke bengkel untuk dicek, katanya masih bagus. Pengecekan dilakukan dengan posisi motor standard dua, kemudian swing arm digoyang-goyang ke atas ke bawah, jika shock sudah mati katanya akan terlihat dan terasa oblak, kalau ini masih keras, dalam artian masih berat untuk digoyang ke atas ke bawah.
Ya sudah karena bukan karena sok breker penyebabnya akhirnya motor tetap saya pakai harian dengan kondisi masih bunyi klotok klotok.
Beberapa bulan kemudian saya menemukan bengkel motor baru rekomendasi dari saudara, dan beberapa kali ke bengkel tersebut, saya mulai merasa cocok.
Disamping harganya yang tidak mahal, pengerjaannya juga rapi dan telaten, mungkin karena dia tahu kalau masih saudara dengan temennya yang merekomendasikan bengkelnya, dan ternyata pemilik bengkelnya masih tetangga kampung.
Karena merasa sudah cocok, iseng-iseng saya sampaikan keluhan saya tentang bunyi klotak klotak di belakang motor MX saya dan kemudian langsung dia menganalisa komponen di sekitaran as roda belakang, digoyang goyang kemudian dilepas.
Vonis yang diberikan bengkel adalah bearing roda belakang sudah pecah dan harus diganti. OK lah, akhirnya laher as roda belakang diganti karena pecah. Setelah selesai, saya pulang, dan hari-hari berikutnya saya pakai MX saya untuk pulang pergi kerja.
Lupa tepatnya berapa hari setelah ke bengkel itu, bunyi-bunyian klotak klotek di belakang kembali muncul.
Persis seperti analisa saya sebelumnya, setelah melewati polisi tidur, atau jalan berlubang dan kondisi angkatan dengan gigi 1, muncul lagi suara suara sumbang itu.
Langsung saya kontak bengkelnya, dan disarankan untuk balik lagi, namun saya tidak langsung ke bengkel, maklum orang sok sibuk, jadi saya menunggu hingga beberapa bulan, sampai ada waktu senggang untuk ke sana.
Setelah ke bengkel, langsung dieksekusi, diganti lagi bearing roda yang letaknya ada di dalam lubang velg. Kali ini dengan ditambah seng tipis bekas kaleng minuman yang digunting dan dilingkarkan di lubang velg.
Setelah rapi, saya langsung pulang, namun belum sampai di rumah, ketika melewati beberapa polisi tidur di komplek perumahan, suara klotak klotak kembali muncul. Weladalah, ini baru diganti kok udah langsung bunyi saja. Setelah WA ke bengkelnya, ngobrol sana sini, akhirnya disepakati buat eksperimen pakai velg MX saya yang lama, yang selama ini saya simpan di gudang karena di vonis oleh bengkel yang lain sudah oblak lubang lahernya.
Dan sudah tidak bisa diperbaiki karena sudah di press permanen kata bengkel saya yang lama. Namun bengkel saya yang baru meyakinkan bahwa tidak mungkin laher velg dipress permanen.
Iseng-iseng dari pada nganggur di rumah, saya bawa velg MX saya yang lama ke bengkel temen saya tersebut, dan karena saya juga tidak terlalu yakin, saya bilang saja, coba akalin sesempatnya saja, nanti kalau sudah kabarin ya.
Setelah beberapa bulan, saya ke bengkelnya untuk service rutin, dan ternyata velg sudah jadi, malah 2 hari sejak saya tinggal sudah jadi namun dia lupa ngabarin. Akhirnya dilakukanlah proses operasi kanibal, velg yang sekarang terpasang dilepas dan ditukar dengan velg lama yang sudah dibenerin.
Khusus untuk ban, saya minta dipindah karena ban yang nempel di velg lama merk IRC sedang ban yang nempel di velg saya sekarang Pirelli.
Operasi kanibal selesai dan setelah di test muter-muter sama dia, saya dipersilakan test juga. Memang terasa beda sih, sebelumnya velg saya yang lama itu seperti tidak center, terasa sekali ketika habis ganti kampas rem belakang, dalam kondisi normal, rem tidak diinjak, pedal rem itu naik turun sendiri bahkan sering menyentuh telapak kaki saya.
Namun kali ini, setelah diservice velgnya, tidak terasa lagi hal itu, padahal kampas rem juga baru diganti. Hmmm... semoga ini solusinya.
Singkat cerita, saya pakai velg lama yang diservice dan velg yang baru saya tinggal untuk diservice, iseng-iseng buat cadangan nanti kalau velg yang lama rusak, tinggal tukar.
Service dilakukan dengan menambah selongsong besi atau apalah, tapi sejenis logam gitu terus dipress. Ongkosnya Rp 60.000 per lubang, jadi 1 velg kena Rp 120.000,- untuk lubang kiri dan kanan.
Karena temen, dia tidak ambil untung dari ngepress laher tadi.
Hari demi hari terus berlalu, cie kayak novel aja kata-katanya. Ya pokoknya itu lah, sejak dilakukan penggantian velg lama sampai sekarang sudah hampir satu tahun, Alhamdulillah aman, hilang sudah suara klotok klotok di belakang. Hmmm... lega rasanya, padahal velg saya itu sudah saya obral jual murah di OLX dan Tokopedia, namun tidak ada yang mau beli.
Memang saya mengatakan apa adanya bahwa kondisi velg sudah dipress permanen dan tidak bisa diganti lahernya, itu saya sampaikan karena bengkel saya yang lama bilangnya begitu. Jadi pembeli yang awam seperti saya, bingung dan pasti ragu untuk beli.
Ternyata si bengkel saya yang lama saja yang malas, mungkin karena makan waktu lama, ribet dan nilai uangnya tidak ada untuk mbenerin velg itu jadi langsung aja dia bilang velg sudah dipress premanen di lahernya dan sudah tidak bisa dibenerin lagi.
Untung juga nemu bengkel baru yang enak, masih tetangga lagi otomatis masih temen. Akhirnya bisa punya velg racing original jupiter MX 2 biji, eh... BTW ada yang mau nawar velg saya ngga nih?
Kalau ada komen atau inbox saja ya
0 Response to "Jupiter MX Bunyi Klotok Klotok di Belakang"
Post a Comment